Banner-Header-WowApp










Metode Sains Islami


SAINS YANG ISLAMI BERSIFAT HOLISTIC DAN INTEGRAL
(METODE YANG DIGUNAKAN)


Tujuan Sains Islami adalah untuk menghasilkan pemikiran yang holistik dan integral tentang alam semesta, manusia dan Tuhan. Maka Sains Islami menggunakan metode: Rasionalisme, Empirisme, Metode Keilmuan/ Metode Sains (merupakan gabungan antara Rasionalisme dan Empirisme) dan Metode Intuitif (‘irfan). Seorang ilmuwan harus menguasai dan mempraktekkan ke-4 metode tersebut dengan melibatkan rasio (akal), melakukan observasi dan eksperimen, dan melakukan latihan (riyadlah) penyucian jiwa.
  • ILMUWAN MUSLIM - Akal mengkonfirmasi kebenaran realitas alam semesta yang ditangkap hati melalui metode intuitif (pengalaman mistik).
  • ILMUWAN MUSLIM - Mula-mula adalah ketundukan secara total akalnya kepada Sang Pencipta (Tauhid), ilmuwan ateis sebaliknya di mana mengupayakan alasan – tentang kehadiran Tuhan - sesuai akal manusia yang ujungnya mengingkari Tuhan. Al-Biruni, seorang ilmuwan Muslim ternama, master of observation mengatakan: “Penciptaan dunia merupakan manifetasi kekuasaan Sang Pencipta, dan bukan sesuatu yang harus ditolak dengan alasan yang diupayakan.”
  • Penyucian jiwa (melalui latihan atau riyadlah) adalah sangat penting untuk memahami secara holistik dan integral antara alam semesta, manusia dan Tuhan.
  • METODE INTUITIF (‘IRFAN), mampu melintasi jurang yang menganga lebar antara subyek dan obyek.
  • Dalam metode intuitif ini, maka alam yang bersifat metafisik adalah sama nyatanya dengan alam yang bersifat fisik, ini yang melekat pada ilmuwan Muslim dulu.
  • Persoalannya: Bagaimana melakukan metode intuitif (‘irfan) ini? Yaitu dengan melakukan:
          1) Penyucian jiwa (tadzkiyatun-nafs)
          2) Doa-wirid
          3) Dzikr Asmaulhusna
          4) Metode sufistik
  • Hasil dari praktik-praktik latihan di atas: 1). Akal yang tercerahkan (Rasionalisme) berlandaskan pada hati yang suci/ bersih dari segala sesuatu selain Allah, 2). Ketika melakukan observasi dan eksperimen (Empirisme) yang bersifat empiris, seluruh tahap-tahapnya bersih dari segala dosa/ noda, di mana tidak ada realitas yang sebenarnya selain hanya Allah, 3). Penemuan-penemuan dalam Sains Islami, hasil observasinya adalah (hanya) untuk meneguhkan keberadaan Realitas Tunggal itu. Dan penyingkapan rahasia alam semesta melalui penemuan-penemuan sains itu adalah untuk semakin mengenali Sang Pencipta.








Post a Comment

0 Comments